Lebih banyak orang di seluruh dunia akhir-akhir ini beralih ke kacang tanah bersalut, terutama karena sekitar 45% orang lebih memilih camilan yang mengandung protein berbasis tumbuhan daripada opsi biasa menurut data Institut Ponemon dari tahun lalu. Camilan kecil ini sebenarnya mengandung sekitar tujuh gram protein dalam porsi kecil sekitar 28 gram, yang memenuhi kebutuhan nutrisi banyak orang tanpa harus mengorbankan praktik makan yang sifatnya instan. Perubahan ini tampaknya paling terlihat pada generasi yang lebih muda juga. Sekitar 40 persen milenial secara aktif mencari makanan yang dibuat tanpa bahan produk hewani, dan hal ini jelas membantu meningkatkan penjualan baik di toko-toko maupun di berbagai platform pasar daring.
Kawasan Asia Pasifik memimpin konsumsi kacang tanah bersalut dengan kontribusi sekitar 58% secara global, didorong terutama oleh pertumbuhan perkotaan dan daya beli yang meningkat akhir-akhir ini. Amerika Latin tidak terlalu jauh tertinggal, khususnya di negara seperti Brasil dan Meksiko, di mana impor camilan kacang tanah naik hampir 18% dibandingkan tahun lalu. Perusahaan makanan semakin giat mengembangkan profil rasa yang disesuaikan dengan pasar berbeda. Di Meksiko misalnya, rasa cabai dan lime kini hadir hampir di mana-mana. Sementara itu di kawasan Asia Tenggara, masyarakat lebih menyukai varian rasa manis seperti yang berlapis madu. Pasar terus berubah seiring dengan perkembangan preferensi konsumen.
Pasar global untuk camilan kacang tanah mengalami pertumbuhan yang mengesankan dalam beberapa tahun terakhir, berkembang sekitar 12% per tahun antara 2020 dan 2023. Versi yang dilapisi lapisan tertentu sangat populer saat ini, memimpin di sektor yang berkembang ini. Beberapa faktor telah berkontribusi pada tren ini. Biaya produksi telah turun secara signifikan di negara seperti Argentina dan India di mana produsen dapat memperluas operasi dengan biaya yang terjangkau. Pada saat yang sama, peraturan perdagangan menjadi kurang ketat di Eropa dan Asia Tenggara. Selain itu, telah terjadi investasi besar dalam pelabuhan dan infrastruktur pengiriman yang membuat pengiriman produk ini ke berbagai benua jauh lebih mudah dari sebelumnya. Akibatnya, kita melihat kacang tanah berlapisan menciptakan pasar sendiri bernilai sekitar 2,7 miliar dolar AS dalam pasar kacang snack secara keseluruhan. Camilan berasa ini mengungguli opsi kacang panggang biasa dan yang hanya diberi garam secara cukup signifikan pada masa kini.
Industri camilan sedang mengalami perubahan yang cukup menarik seiring produsen mencoba berbagai kombinasi rasa baru yang berani. Di kawasan Asia-Pasifik, camilan dengan rasa umami seperti miso pedas dan bawang putih cabai mendadak sangat populer akhir-akhir ini. Sementara itu di Amerika Latin, masyarakat sangat menggemari campuran rasa yang segar dan tajam seperti yang banyak kita lihat sekarang, contohnya sriracha lime atau bahkan mango habanero. Menurut Laporan Inovasi Camilan Global tahun lalu, perusahaan-perusahaan telah meluncurkan sekitar 23% lebih banyak varian rasa eksotis sejak awal tahun 2022. Tren ini menunjukkan betapa konsumen di seluruh dunia semakin menginginkan sesuatu yang berbeda dalam hal sensasi rasa.
Merek memperkaya kacang yang dilapisi dengan bahan fungsional untuk memenuhi permintaan konsumen yang sadar kesehatan. Inovasi terbaru mencakup lapisan kaya serat, isolat protein nabati, dan peningkatan kandungan omega-3. Formulasi ini selaras dengan preferensi 74% konsumen camilan yang mengutamakan manfaat fungsional (IFIC 2023), tanpa mengurangi kerenyahan yang menjadi daya tarik utama pembelian berulang.
Penguatan Nutrisi | Manfaat bagi Konsumen | Tingkat Adopsi Pasar (2023) |
---|---|---|
Diperkaya Kalsium | Dukungan kesehatan tulang | 18% |
Berserbuk Probiotik | Kesehatan pencernaan | 12% |
Campuran Antioksidan | Peningkatan Sistem Imun | 22% |
Metode artisanal seperti pemanggangan madu dalam jumlah kecil dan lapisan cokelat single-origin mendukung posisi premium, dengan 39% konsumen bersedia membayar 20% lebih mahal untuk camilan buatan tangan (Mintel 2024). Lapisan kelapa cold-pressed dan taburan garam pink Himalaya semakin umum ditemukan di lorong camilan mewah, membantu merek menonjol di pasar yang kompetitif.
Kacang tanah dengan lapisan mengandung sekitar 7 gram protein berbasis tumbuhan dalam setiap sajiannya dan juga mengandung lemak tak jenuh tunggal yang baik untuk kesehatan jantung. Hal ini membuat kacang kecil ini menjadi pilihan cerdas bagi siapa saja yang memperhatikan asupan makanannya. Sebuah studi terbaru dari IFIC pada tahun 2024 menunjukkan bahwa hampir 56 persen generasi Z justru melewatkan makanan utama dan memilih camilan. Kacang tanah berlapis ini sangat cocok untuk memenuhi kebutaan orang-orang yang ingin sesuatu yang cepat namun tetap bergizi. Saat seseorang mengonsumsi protein dan serat bersamaan, hal tersebut membuatnya tetap berenergi sepanjang hari. Tidak heran lagi jika para pengunjung gym dan orang-orang yang sibuk berpindah dari satu rapat ke rapat lainnya menganggap kacang ini sangat bermanfaat.
Produsen makanan mulai mengganti aditif sintetis tersebut dengan bahan asli yang benar-benar memiliki manfaat. Contohnya adalah kunyit untuk pewarna dan bubuk bit yang kaya akan antioksidan. Industri makanan pada umumnya telah beralih dari pelapis tradisional, menggunakan kacang tanah beroleat tinggi karena daya tahan yang lebih baik di rak tanpa memerlukan minyak terhidrogenasi yang tidak sehat dan dibenci banyak orang. Berdasarkan penelitian tahun lalu, sekitar dua pertiga konsumen yang membeli camilan ingin melihat bahan-bahan yang bisa mereka ucapkan dengan mudah di rumah. Preferensi ini mendorong perusahaan menciptakan campuran dengan bahan seperti garam laut, berbagai bumbu panggang, serta minyak sitrus dingin yang harum dan memberikan rasa ekstra segar tanpa bahan kimia berlebihan.
Kacang polong biasa tidak mengandung gula alami, tetapi ketika dilapisi bahan tambahan, orang mulai mempertanyakan pemanis ekstra tersebut. Perusahaan-perusahaan besar kini semakin kreatif. Beberapa di antaranya menawarkan kacang yang dilapisi cokelat hitam yang dipermanis dengan stevia, bukan gula biasa. Versi ini memiliki sekitar 40% lebih sedikit gula dibandingkan lapisan cokelat susu tradisional. Yang lain mencoba menggunakan ekstrak buah fermentasi yang rasanya menyerupai karamel tetapi sama sekali tidak mengandung gula rafinasi. Kemasan saat ini secara jelas mencantumkan bahwa produk ini mengandung kurang dari 5 gram gula tambahan per ons, memberikan informasi yang lebih baik bagi pembelanja untuk memilih antara keinginan akan rasa manis dan pengelolaan kadar gula darah dalam jangka panjang.
Perusahaan terus mengubah profil rasa mereka berdasarkan apa yang diinginkan konsumen di berbagai wilayah. Pasar Asia menyaksikan banyak produk baru yang diluncurkan dengan balutan rasa gurih umami yang menggunakan bahan seperti rumput laut dan biji wijen. Sementara itu di Amerika Latin, masyarakat tampaknya sangat menyukai makanan pedas akhir-akhir ini—coba pikirkan balutan rasa cabai dan jeruk nipis (chili lime) hingga camilan dengan infus habanero yang luar biasa. Di Eropa, tren terkini menunjukkan preferensi terhadap sesuatu yang lebih eksklusif, dengan kombinasi seperti rosemary dicampur bawang putih atau balutan truffle hitam premium yang semakin populer di toko-toko khusus. Memahami dan mengakomodasi preferensi rasa lokal ini bukan lagi sekadar nilai tambah, tetapi faktor penentu saat berusaha menembus pasar global yang kompleks, di mana perbedaan budaya sangat berpengaruh.
Dunia camilan sedang mengalami perubahan rasa yang serius berkat perpaduan budaya. Kita melihat cokelat hitam dengan lapisan garam laut menghiasi berbagai jenis camilan, sementara kombinasi kreatif seperti sriracha-lime dan miso-karamel sedang naik daun di rak toko. Angka terbaru dari Laporan Inovasi Kacang Tanah menunjukkan sesuatu yang menarik juga. Kacang tanah bersalut kini bukan hanya camilan biasa, tetapi menjadi bagian dari kisah kuliner global. Terutama kalangan muda di kota-kota sangat menyukai hal ini karena memberikan mereka petualangan rasa yang mendebarkan tanpa mengubah sepenuhnya apa yang mereka kenali sebagai camilan. Dan jangan lupa juga dengan statistik tersebut—pasar perkotaan ini mencakup hampir separuh (tepatnya 42%) dari seluruh penjualan camilan fusion di seluruh dunia saat ini.
Orang-orang menginginkan baik nutrisi yang baik maupun akses yang mudah ketika berbicara tentang camilan, yang menjelaskan mengapa kacang tanah bersalut telah menjadi sangat populer belakangan ini. Ekspor camilan berbahan dasar kacang meningkat sekitar 12 persen setiap tahun antara 2020 hingga 2023, menunjukkan bahwa masyarakat di seluruh dunia sedang mencari makanan yang sebagian besar terbuat dari bahan nabati namun tetap kaya protein. Perusahaan-perusahaan yang memproduksi camilan ini berusaha keras untuk memenuhi pesanan besar tanpa mengurangi kualitas bahan yang terdapat dalam kemasan. Sekitar satu dari lima produk baru yang muncul di pasar saat ini memiliki daftar bahan yang lebih sederhana dengan menghindari penggunaan aditif kimia yang rumit. Studi-studi terus diterbitkan untuk mendukung apa yang sudah banyak diketahui orang, yaitu bahwa kacang membantu menjaga tingkat energi tetap stabil sepanjang hari. Hal ini membuatnya sangat menarik bagi para profesional sibuk yang membutuhkan tenaga selama hari kerja yang panjang atau para atlet yang ingin menjaga performa secara konsisten tanpa mengalami penurunan energi di kemudian hari.
Mendistribusikan produk secara tepat di Asia dan Amerika Latin seringkali bergantung pada seberapa baik perusahaan mengelola saluran distribusi lokal. Ambil contoh Asia Tenggara, di mana banyak merek bekerja sama erat dengan penyedia logistik skala kecil yang memahami betul cara mendistribusikan barang melalui medan ritel yang kompleks dan terpecah-pecah. Pasar makanan ringan di Amerika Latin bernilai sekitar 1,3 miliar dolar menurut perkiraan terkini, dan perusahaan di sana berhasil memadukan tampilan supermarket tradisional dengan kemitraan yang melibatkan pedagang kaki lima lokal. Khusus untuk produk makanan, pengemasan khusus yang mampu mempertahankan suhu yang tepat dapat memberikan perbedaan signifikan. Beberapa studi menunjukkan bahwa solusi pengemasan semacam ini dapat meningkatkan masa simpan sekitar 40 persen dalam kondisi panas dan lembap, sekaligus mempertahankan tekstur dan rasa lebih lama dibandingkan opsi standar yang tersedia di pasar saat ini.
Bekerja sama dalam memproduksi produk private label memberikan produsen kacang yang dilapisi sesuatu yang sangat berharga—mereka bisa memanfaatkan kepercayaan yang sudah ada dari pelanggan terhadap ritel besar, tetapi tetap mempertahankan kendali atas cara produk mereka dibuat. Penelitian pasar terbaru dari tahun 2024 menunjukkan adanya perkembangan menarik di dunia camilan. Di toko bahan makanan diskon, kacang-kacangan private label ternyata terjual tiga kali lebih banyak dibandingkan opsi merek nasional yang lebih mahal. Bagi perusahaan-perusahaan kecil yang memproduksi kacang ini, kesepakatan white label membuka peluang untuk mendapatkan posisi yang lebih baik di rak toko. Seringkali, kesepakatan ini juga disertai dengan upaya pemasaran bersama. Beberapa produsen bahkan menjalin kerja sama dengan aplikasi pelacak kebugaran dan situs web perencana makanan populer. Hal ini membantu memperkenalkan kacang bersalut mereka saat orang-orang memikirkan camilan sehat sepanjang hari.
Apakah kacang bersalut merupakan sumber protein yang baik?
Ya, kacang yang dilapisi bahan lain memberikan sekitar 7 gram protein nabati per porsi, menjadikannya sumber protein bernilai bagi mereka yang mencari camilan berbasis tumbuhan.
Apa saja rasa-rasa kacang bersalut populer?
Rasa-rasa kacang bersalut populer termasuk miso pedas, bawang putih cabai, sriracha lime, mangga habanero, cokelat hitam garam laut, dan miso-karamel.
Bagaimana perusahaan makanan menyesuaikan rasa kacang bersalut untuk wilayah yang berbeda?
Perusahaan makanan menyesuaikan rasa kacang bersalut sesuai dengan preferensi regional, menawarkan rasa pedas dan umami di Asia, pilihan berasa segar dan pedas di Amerika Latin, serta kombinasi rasa yang lebih halus di Eropa.